Sabtu, 13 Desember 2008

MODEL PEMBELAJARAN PAKEM

A. Pengertian
Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber dan alat Bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menerik, menyenangkan, dan efektif.

Komponene PAKEM
• Mengalami
• Komunikasi
• Interaksi
• Refleksi

Alasan mengapa pembelajaran model PAKEM diterapkan di Indonesia, yaitu:
• PAKEM lebih memungkinkan peserta didk dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran.
• PAKEM lebih memungkinkan, baik peserta didik maupun guru sama-sama kreatif.

Karakteristik PAKEM, meliputi:
• Aktif: pembelajaran nin memungkinkan peserta didk berinteraksi secara aktif dengan lingkungan.
• Kreatif: pembelajaran membangun kreatifitas peserta didk dalam berinteraksi dengan lingkungan.
• Efektif: efektifitas pembelajaran akan mendongkrak kualitas hasil belajar peserta didk.
• Menyenangkan: pembelajaran diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi PAKEM:
• Memahami sifat anak
• Mengenal anak secara perorangan.
• Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar.
• Menegembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta mampu memecahkan masalah.
• Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
• Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
• Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.
• Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan aktivitas.

Beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru

1. Guru merancang dan mengola kegiatan belajar mengajar yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

Guru melaksanakan pembelajaran dalam kegiatan yang beragam, misalnya:
• Percobaan
• Diskusi kelompok
• Memecahkan masalah
• Mencari informasi
• Menulis laporan/ cerita/ puisi
• Berkunjung keluar kelas
2. Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam Sesusai mata pelajaran, guru menggunakan misalnya:
• Alat yang tersedia atau alat yang dibuat sendiri
• Gambar
• Studi kasus
• Nara sumber
• Lingkungan
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan Siswa:
• Melakukan percobaan, pengamata, atau wawancara.
• Mengumpulkan data/jawaban dan mengolah sendiri.
• Menarik kesimpulan
• Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri.
• Menulis laporan/ hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
4. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara lisan atau tulisan Melalui:
• Diskusi
• Lebih banyak pertanyaan terbuka
• Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
5. Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan pembelajaran dengan kemampuan siswa • Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
• Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
• Tugas penrbaikan atau pengayaan diberikan
6. Guru mengaitkan kegiatan belajar mengajar dengan pengalaman siswa sehari-hari. • Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri
• Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.
7. Menilai kegiatan belajar mengajar dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus • Guru memantau kerja siswa
• Guru memberikan umpan balik.

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

A. Pengertian Konstruktivisme
Pengertian konstruktivisme secara epistimologi adalah suatu paham yang bersifat membangun, membina dan memperbaiki.
Konstruktivisme dalam IPA adalah suatu proses pembelajaran yang dimana pengetahuan itu disusun dalam diri manusia itu sendiri, maksudnya yaitu skemata berdasarkan pengalamannya sendiri jadi bukan hanya menerima begitu saja pengetahuannya dari guru atau orang lain tapi hasil pembelajaran itu dari hasil pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari yang berdasarkan kenyataan maka akan terbentuk struktur kognitif terhadap lingkungan mereka dan juga bertujuan untuk membantu siswa membina konsep atau ide dengan memperhatikan struktur kognitif yang ada dalam diri siswa baru membentuk suatu kerangka dalam membina pengetahuan siswa.
Contoh: Anak memiliki skemata tentang baterei yang digunakan pada senter yang berguna sebagai alat penerang, seiring jalannya waktu dan pengalaman yang dia dapat dalam kehidupan sehari-hari dia mengetahui bahwa baterei bukan hanya digunakan pada senter tapi juga pada remote tv, remote mobil, robot-robotan, discman, radio dan lainnya. Dari pelajaran di sekolah ia tahu ternyata baterei adalah benda yang dapat menghasilkan listrik.

B. Ciri-ciri Konstruktivisme
1.Siswa secara aktif mengembangkan pengetahuannya sendiri dan tidak secara pasif dari orang lain atau lingkungan sekitar. Maksudnya pengetahuannya berdasarkan pengalamannya yang dialami dengan sendiri akan terbentuk pengetahuan atau pemahaman tersebut.
2.Pengetahuan dibina melalui pengalaman secara langsung masing-masing siswa dengan pengetahuan yang baru diperoleh.
3.Siswa mempunyai peranan dalam menentukan apa yang akan mereka pelajari dan guru hanya menyediakan materi/konsep apa yang hendak dipelajari baru kemudian memberikan peluang kepada siswa.

C. Prinsip Dasar Konstruktivisme dalam Praktek Pembelajaran
1. Lebih menekankan pada proses pembelajarannya dibandingkan hasil pembelajaran. Di sini siswa aktif membangun pengetahuannya melalui pengamatan dan pengalamannya sendiri.
2. Informasi yang sesuai dengan kenyataan kehidupan nyata siswa lebih penting daripada informasi yang verbalistik. Penjelasan dan pemberian contoh harus sesuai dengan kehidupan nyata agar siswa dapat lebih mudah memahami daripada informasi dari buku.
3. Siswa mendapatkan kesempatan sebesar-besarnya untuk menemukan dan menerapkan idenya berdasarkan pengetahuannya.
4. siswa diberi peluang untuk menerapkan strateginya dalam belajar dan guru hanya membimbing mereka.
5. Berdasarkan pengalamannya pengetahuan siswa akan tumbuh dan berkembang.
6. Dengan pengalaman baru yang didapat pemahaman yang dimiliki siswa akan diuji untuk berkembang semakin dalam dan kuat.
7. Pengalaman siswa bisa dibangun secara asimilasi dan akomodasi.

D. Penerapan Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA di SD
Penerapan pembelajaran harus bersifat terbuka dan memberi peluang kepada siswa untuk aktif dalam mengembangkan ide dan pengetahuannya berdasarkan pengalamannya dengan banyak melakukan praktikum atau pengamatan langsung dalam pembelajaran sehingga memungkinkan siswa untuk terjun langsung mencari dan membangun pengalamannya melalui kegiatan yang dilakukannya sehingga pengetahuannya semakin bertambah dan guru hanya bertugas membimbing, dan memfasilitasi kegiatan belajar tersebut.

HAKIKAT IPA

A. Konsep hakikat IPA sebagai proses
Proses yang dimaksud disini yaitu kegiatan untuk mendapatkan IPA yang pemerolehannya harus melalui ilmiah, dengan cara melakukan penelitian.
Adapun tahap-tahap dalam proses penelitan yaitu :
1. Observasi
Merupakan pengamatan suatu objek dengan mengunakan beberapa indera berdasarkan ciri-cirinya.
Contoh: pengamatan ciri-ciri bentuk daun dengan mengunakan indera penglihatan
2. Klasifikasi
Pengelompokkan objek berdasarkan perbedaan dan persamaan sifat yang dimiliki
Contoh : klasifikasi hewan di darat dan di laut
3. Interprestasi
Penafsiran data-data yang telah diperoleh dari kegiatan observasi
Contoh : semua hewan di darat bernapas dengan paru-paru, ada kaki, berbulu dll, sedangkan hewan di laut bernapas dengan insang ,tidak berbulu, memiliki sirip dan berenang
4. Prediksi
Memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang telah diperoleh.
5. Hipotesis
Suatu pernyataan berupa dugaan tentang kenyataan-kenyataan yang terdapat di alam melalui proses perkiraan
6. Mengendalikan variabel
Mengatur variabel sehingga ada perbedaan pada akhir eksperimen adalah benar –benar karena pengaruh variabel yang teliti.
Ada 3 macam variabel yaitu:
• Variabel bebas : factor yang mempegaruhi terjadinya perubahan terhadap factor yang lain
• Variabel terikat : factor yang dipengaruhi
• Variabel kontrol : factor yang dibuat tetap.
7. Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperimen
Dalam proses ini penelitian dapat dipecahkan menjadi beberapa tahap dan dikembangkan kepada anak didik atau satu persatu yaitu:
• Menetapkan masalah penelitan : mengambil suatu masalah dari hasil peelitian yang dilakukan
• Menetapkan hipotesis penelitian
• Menetapkan alat bahan yang di gunakan
• Menetapkan langkah-langkah dan waktu penelitian
• Menetapkan format tabulasi data : data dari hasil penelitian dicatat dalam tabel dengan baik yang membantu dalam penyusunan interprestasi.

B. Konsep hakekat IPA sebagai produk
Produk yang dimaksud merupakan hasil upaya para penulis IPA yang telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks.
Produk IPA meliputi :
1. Fakta merupakan keadaan yang sebenarnya dari sesuatu dan diperoleh dari observasi/pengmatan serta memiliki dua ciri yaitu : dapat didemonstrasikan dan diamati secara langsung
Contoh : air adalah benda cair, burung adalah jenis unggas
2. Konsep merupakan kumpulan dari fakta-fakta yang mempunyai ciri-ciri khusus yang saling berhubugan.
Contoh : air panas dan air dingin, burung merpati, burung pipit, burung elang dll
3. Prinsip merupakan kumpulan dari beberapa konsep dan fakta
Contoh : air mengalir dari permukaan yang tinggi ke permukaan yang rendah
4. Teori dan hukum merupakan kumpulan dari prinsip-prinsip yag saling terikat
Contoh : air mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.

C. Konsep hakekat IPA sebagai pemupuk sikap ilmiah
Sikap yang dimaksud disini adalah sikap ilmiah terhadap alam sekitar setidaknya ada 9 sikap dari ilmiah yang dapat dikembangkan pada usia SD antara lain :
1. Sikap ingin tahu
Sikap ingin memperoleh sesuatu yang benar dari objek yang diamati
2. Sikap ingin mendapatkan sesuatu
Sikap ingin memperoleh sesuatu yang masih original dengan cara melakukan pengamatan langsung pada objek yang ingin diamati.
3. Sikap kerjasama
Bekerjasama untuk memperoleh pengetahuan baik guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa.
4. Sikap tidak putus asa
Sikap tidak menyerah dalam memperoleh sesuatu.
5. Sikap tidak berprasangka
6. Sikap mawas diri
Sikap yang menjunjung kebenaran dan berani melakukan koreksi pada diri
7. sikap bertanggung jawab
Sikap bertanggung jawab dengan apa yang di kerjakan
8. sikap berpikir bebas
Sikap mengembangkan pikiran dan pemahaman pendapat sesuai dengan buku.
9. Sikap disiplin
Sikap mengontrol dan mengatur diri pada tingkah laku yang di kehendaki oleh orang lain.

Kamis, 11 Desember 2008

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES


1. Pengertian pendekatan proses
Adalah pendekatan yang memberikan pengetahuan terhadap siswa mengenai hakikat ilmu pengetahuan dan siswa sendiri yang menemukan fakta dan konsepnya.
Contohnya: siswa mengamati tentang stuktur analogi daun tumbuhan dikotil dan monokotil. Siswa sendiri yang harus mengetahui dimana bagian-bagian dari anatomi daun pada tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil.

2. Aspek-aspek keterampilan IPA

Keterampilan-keterampilan proses meliputi:
a. Mengamati/observasi
Adalah proses pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indera yaitu indera penglihatan.
Contoh: siswa disuruh untuk mengamati bagian-bagian bunga.

b. Keterampilan mengklasifikasi
Adalah pengamatan yang dilakukan terhadap suatu objek dengan mengamati persamaan dan perbedaannya berdasarkan urutannya.
Contohnya: mengklasifikasi tentang makhluk hidup.

c. Keterampilan memprediksi.
Adalah memperkirakan tentang apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau hubungannya.
Contohnya: prediksi tentang cuaca, yang mengatakan bahwa besok mendung dan akan terjadi hujan.

d. Keterampilan membuat hipotesis
Adalah keterampilan yang didasarkan pada dugaan sementara yang terjadi di alam dan biasanya melalui pengamatan, eksperimen, dan demontrasi.

e. Keterampilan mengendalikan variable
Adalah factor-faktor yang berpengaruh dan bervariasi
Variabel terdiri dari atas:
variabel bebas: variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan.
variabel terikat: variabel yang di pengaruhi.
variabel kontrol: variabel yang tidak berubah atau tetap
Contohnya: pengaruh limbah pabrik terhadap pencemaran lingkungan
variabel bebas variabel terikat
variabel kontrol:
kebiasaan membuang sampah
pembuangan asap knalpot pada motor dan mobil
pembakaran lahan

f. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperimen.
Adalah keterampilan yang kompleks yang meliputi beberapa tahap yaitu:
manetapkan masalah penelitian
menetapkan hipotesis
manetapkan bhan dan alat yang di gunakan.
Menetapkan langkah-langkah percobaan serta waktu yang dibutuhkan
menentukan format tabulasi
g. Keterampilan menyimpulkan (inferensi)
Adalah kesimpulan yang diambil dari data informasi.
Contoh: siswa enarika kesimpulan berdasarkan pengalaman tentang proses pertunbuhan tanaman yang berada di tempat gelap dan di tempat terang.

h. Keterampilan mengaplikasikan.
Adalah keterampilan yang menerapkan konep-konsep atau pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari.

i. Keterampilan mengakomodasi.
Adalah keterampilan menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya pada orang lain.
Contohnya: siswa maju kedepan kelas dan berbicara mengenai ide-ide yang ada pada dirinya kepada teman-temannya.

3. Pendekatan keterampilan proses di SD.
a) Siswa mengklasifikasikan objek menurut bentuk, jumlah, dan ukurannya.
b) Membuat model dan mempergunakan alat-alat peraga dalam proses pembelajaran
Contoh : Menggambar diagram atau menampilkan gambar berupa foto, dll.
c) Siswa mampu membuat hipotesis dalam mengamati suatu objek.
d) Membuat generalisasi dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus
f) Siswa mampu membuat inferensi berdasarkan objek yang diamati.
g) Siswa menginterpretasikan data yaitu mampu mengolah data
h) Mengambil keputusan berdasarkan alternatif yang dipilih
i) Siswa mengamati objek dengan menggunakan panca indera.

PENDEKATAN DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

.Adapun pembelajaran yang dapat dilakukan dengan kegiatan ini dan memiliki beberapa cara antara lain:
A. Dengan empat pilar pendidikan yang dibuat oleh UNESCO
1. Learning to know
Adalah siswa belajar untuk mengetahui tentang suatu ilmu.
Contohnya: siswa belajar tentang bagaimana membuat rangkaian listrik dari situ siswa bisa tahu mengapa lampu bisa menyala dan lampu bisa padam.

2. Learning to do.
Adalah siswa belajar untuk melakukan sesuatu.
Contohnya: siswa belajar bagaimana cara mencangkok, dari situ siswa dapat melakukan praktek langsung bagaimana cara mencangkok yang baik.

3. Learning to be.
Adalah siswa belajar untuk menjadi sesuatu.

4. Learning to live together.
Adalah belajar untuk hidup bersama
Contohnya: didalam diskusi siswa belajar bersama dan saling menghargai pendapat masing-masing.

Keempat pilar diatas dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan 3 cara yaitu:
1. Diskusi kelompok
2. Eksperimen.
3. Permainan

B. Pendekatan inkuiri.
Adalah siswa yang berperan aktif, guru hanya sebagai fasilitator.

C. Pembelajara Kontruktivisme
Adalah pembelajaran yang berasal dari pengalaman siswa sendiri.

D. Sains, lingkungan, tekhnologi, dan masyarakat.

E. Pembelajaran demokrasi
Adalah pembelajaran yang dilandasi oleh:
- penghargaan terhadap kemampuan.
- Menjunjung keadilan.
- Menerapkan persamaan kesempatan dan keragamn peserta didik.

F. Jaringan pengetahuan antara lain:

- Mekanisme dalam pengelolaan informasi yang di terima lalu membentuk suatu pemahaman sistematis dan membentuk spiral.
- Agar informasi tersimpan dalam memori jangka panjang, penganalogian, diskusi yang elaboratif dan pengklasifikasian.

Langkah-langkah dalam merancang materi pembelajaran dengan menerapkan 6 pendekatan:
Dimulai dengan analisis kurikulum maka akan menemukan 2 analisis berupa analisis konsep dan analisis tugas. Dari kedu analisis tersebut kita dapat membuat tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran harus :
- Mengandung ABCD
- Mengandung KKO
- Mengandung 1 perilaku
- Mengacu pada KD
- Dapat diukur
Contoh: pada pembelajaran IPA SD, kelas I semester I

KD : memebedakan lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat
Analisis konsep
a. lingkungan sehat:
- rumah bersih dan rapi
- membuang sampah pada tempat sampah
- membersihkan selokan.
- menyapu halaman
b. lingkungan tidak sehat
- rumah kotor dan berantakan.
- membuang sampah sembarangan.
- membiarkan selokan tergenang air.
- membiarkan halaman kotor

Analisis tugas
- siswa diminta melakukan pengamatan
- siswa diminta melakukan diskusi

Tujuan pembelajaran
-Dengan melakukan pengamatan siswa dapat menyebutkan minimal 2 contoh lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat,
-Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan pentingnya lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat dengan baik.
-Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan pengaruh lingkungan tidak sehat dengan baik dan benar

Selasa, 09 Desember 2008

TEORI PIAGET DAN PENERAPAN DI SD

Teori Piaget adalah membentuk pengetahuan berdasarkan pengalaman sendiri

Jean piaget mengklasifikasikan tingkat perkembangan anak menjadi 4 tahap:
A. Tahap sensomotorik: dari lahir hingga usia 2 tahun
Dinamakan tahap sensomotorik karena anak memahami lingkungannya melalui pengideraan (sensori) dan melalui gerakan (motorik).

Tahap sensomotorik di bagi lagi menjadi 6 sub tahapan
1. Sub tahapan skema reflek : saat lahir-6 minggu
2. Sub tahapan fase reaksi sirkular primer : 6 minggu - 4 bulan
3. Sub tahapan fase reaksi sirkular sekunder : 4 - 9 bulan
4. Sub tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder : 9 – 12 bulan
5. Sub tahapan fase sirkular tersier : 12 – 18 bulan
6. Sub tahapan awal representasi simbolik : 18 – 24 bulan

B. Tahap praoperasional : 2 – 7 tahun
anak telah mempergunakan aktivitas mental dalam berpikir.

C. Tahap operasional kongkrit :7 – 11 tahun
anak berpikir atas dasar pengalaman nyata dan belum berpikir secara abstrak.

D. Tahap operasional formal : 11- 15 tahun
anak sudah dapat berpikir secara abstrak dan menggunakan logika

Penerapan teori Piaget dalam pengajaran IPA di SD.
a. belajar melalui perbuatan
misalnya guru mengenalkan secara langsung kepada siswa apa yang akan dipelajari.

b. Perlu berbagai variasi kegiatan dalam proses belajar mengajar.
Misalnya guru harus bias menampilkan berbagai variasi metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai tingkat kognitif siswa.

c. Guru perlu mengenal tingkat perkembangan siswanya.
Guru tidak hanya mengenal tingkat intelektual siswa secara kelompok tapi guru harus mengetahui perkembangan pribadi siswa-siswanya.

d. Perlu latihan yang berulang untuk pengembangan berpikir operasional.
Guru perlu memberikan latihan kepada siswa dan mengasah pola berpikirnya secara terus- menerus.

e. Pada kelas VI, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan pola berpikir operasionalnya.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa, untuk memberikan pendapat mengenai apa yang diketahuinya